Sumber : www.sinarharapan.co.id
Oleh: Prof Dr Roy Sembel/Sandra Sembel
Penulis yang memaparkan cara menjadi kaya ketika pensiun, sudah banyak. Tetapi, kondisi kaya belum tentu menjamin masa pensiun Anda bahagia. Lalu, bagaimana agar kita bisa meraih kebahagiaan pada masa yang paling penting dalam hidup kita tersebut? Simak yang berikut.
Ketika kita akan melakukan perjalanan keluar kota dengan membawa kendaraan pribadi, pastinya kita akan mengecek kondisi mobil, kondisi kesehatan kita, dan kondisi jalan atau rute yang akan kita lalui. Nah, demikian pula dengan masa pensiun yang perlu persiapan sebelumnya agar kita tidak tersesat di jalan.
Persiapan Diri
Hal pertama dan utama yang perlu kita lakukan agar kita bisa mengecap kebahagiaan adalah persiapan diri.
Fisik
Salah satu hal penting yang harus dipersiapkan adalah kondisi fisik. Tentunya dalam fisik yang sehat, ada jiwa yang bahagia. Dengan kondisi fisik yang sehat kita bisa melakukan banyak hal. Jadi ada baiknya jika kita mulai memperhatikan dan menjaga kondisi fisik dengan lebih saksama karena kondisi fisik kita menjelang pensiun dan masa 20 atau 30 tahun lalu tentunya tidak sama.
Ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan segesit dulu. Ada juga makanan yang tidak bisa kita konsumsi sebanyak dulu, bahkan mungkin ada makanan yang tidak bisa kita konsumsi lagi. Jadi, jika memang memungkinkan, cobalah untuk melakukan General Check Up dan konsultasikan hasilnya kepada dokter untuk meminta masukan tentang hidup sehat mulai dari kondisi saat ini.
Mental
Selanjutnya, kita juga perlu melakukan persiapan mental atau pola pikir. Penelitian menunjukkan bahwa otak manusia merupakan pusat kontrol segala seuatu yang terjadi dalam diri kita. Pusat kontrol ini tetap bekerja selama kita hidup. Jadi, walaupun kita mungkin sudah memasuki usia pensiun, bukan berarti kita tidak bisa belajar sesuatu yang baru atau menciptakan sesuatu yang inovatif.
Kita masih memiliki kemampuan tersebut. Ray Kroc, pebisnis yang membesarkan restoran cepat saji Mc Donald pun memulai usahanya ketika ia berusia 50 tahun. Jadi, yang penting adalah tetap mengasah ketajaman pikiran dan kreativitas dengan banyak membaca, menulis, dan bersosialisasi.
Emosi
Persiapan emosi juga tak kalah penting. Hal utama yang perlu kita miliki adalah sikap emosi yang positif.Kita mungkin tidak akan memiliki fasilitas selengkap ketika kita masih berkarya sebelum pensiun. Kita juga mungkin tidak memiliki anak buah sebanyak ketika kita masih belum pensiun.
Tetapi, kita bisa membangun emosi yang positif sehingga memancar kuat ke orang-orang di sekitar kita. Jika dulu mereka akan membantu karena kita memiliki jabatan yang lebih tinggi, setelah memasuki usia pensiun, dengan bermodalkan sikap emosi yang positif, banyak orang akan tetap bersedia membantu karena rasa hormat pada kita, bukan karena jabatan kita semata.
Untuk yang satu ini, kita bisa meneladani Ibu Teresa yang dengan sikap emosi positifnya mendapat banyak dukungan dari tokoh-tokoh dunia penting untuk kegiatannya di hari tuanya tanpa ia harus memerintah mereka. Untuk mendapatkan emosi yang positif memang tidak mudah, perlu dilatih sejak sekarang, agar kita tidak menjadi frustasi ketika masuk usia pensiun. Kita perlu melihat usia pensiun sebagai masa anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita nikmati setelah kita bekerja keras.
Keuangan
Yang tidak kalah penting untuk kita persiapkan adalah kondisi keuangan. Tentunya kita tidak mau “miskin” ketika kita pensiun. Akan lebih baik bagi kita untuk melakukan persiapan keuangan masa pensiun pada jauh-jauh hari. Tetapi jika waktu tidak berada di pihak kita (jika dua tahun ke depan atau tahun depan kita berencana akan memasuki dunia pensiun), kita harus cermat dan cerdas dalam melakukan persiapan keuangan.
Periksalah kondisi tabungan, deposito, atau investasi kita. Jika memang mencukupi untuk menunjang hidup kita 20 tahun atau lebih ke depan, kita sudah aman. Dukungan dana juga harus memperhitungkan biaya kesehatan yang mungkin akan kita butuhkan. Jika kondisi keuangan masih minim, maka kita perlu melihat alternatif dukungan keuangan lainnya.
Pertama, kita bisa mulai menyisihkan sebagian pemasukan untuk investasi pensiun (bisa dalam bentuk deposito, tabungan yang tidak diutak-atik, surat berharga, tanah/bangunan, atau barang-barang berharga yang mudah dicairkan, asuransi).
Kita juga bisa mulai melihat apakah rumah terlalu besar untuk dihuni berdua dengan pasangan hidup? Mungkin kita bisa menyewakan sebagian ruangan di rumah, sehingga kita bisa mendapat uang sewa bulanan? Atau mungkin kita menggantinya dengan rumah yang lebih pas untuk hidup berdua dan menggunakan sebagian hasil penjualan rumah untuk investasi di masa pensiun?
Dukungan
Setelah diri kita siap, kita perlu mulai melangkah ke lingkaran berikutnya, yaitu bagaimana kita mempersiapkan dukungan dari orang-orang di sekitar kita. Ketika belum pensiun pun kita perlu memperoleh banyak dukungan. Setelah memasuki usia pensiun kita juga tetap memerlukan dukungan tersebut.
Keluarga dan Teman
Dukungan yang terutama dan terpenting tentunya datang dari keluarga dan teman dekat. Pastikan kita sudah mempersiapkan mereka secara matang tentang masa pensiun yang akan kita masuki. Tetaplah membina hubungan baik dengan keluarga dan teman. Mereka bisa menjadi sumber inspirasi dan sumber kekuatan mental serta emosi kita ketika memasuki masa yang terindah dalam hidup kita tersebut.
Masyarakat
Selain keluarga dan teman dekat, kita juga perlu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar: tetangga, atau masyarakat di organisasi kerohanian, musik, dan sosial. Sebagai makhluk sosial, kita pasti tetap memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi. Setelah kegiatan sosialisasi di kantor tidak bisa lagi kita akses setiap hari, kita perlu membina hubungan sosial dengan masyarakat sekitar kita.
Hubungan baik dengan orang kantor bisa tetap kita pertahankan. Kita juga bisa mulai mengikuti kegiatan sosial atau menjadi anggota organisasi yang sesuai dengan kegiatan yang kita minati: organisasi di kegiatan keagamaan, organisasi di lingkungan kompleks rumah, organisasi hobi, dan organisasi almamater.
Persiapan Kegiatan
Walaupun kita akan memasuki masa pensiun, bukan berarti kita harus berhenti dari segala kegiatan.
Tujuan
Ketika kita masuk dunia pendidikan tinggi, kita perlu menetapkan jurusan apa yang kita ambil. Ketika kita masuk dunia kerja, kita juga punya mimpi, pekerjaan apa yang kita inginkan. Demikian juga dengan fase berikutnya dalam hidup kita.
Kita perlu menetapkan masa pensiun seperti apa yang kita inginkan: apakah kita masih ingin berkarya di dunia bisnis dengan membuka usaha, dunia seni dengan menghasilkan karya seni (musik, lukisan, patung), dunia tulis-menulis (menulis artikel, buku, menulis untuk majalah), dunia pendidikan (mengajar di sekolah, membuka kursus, menjadi dosen), atau dunia sosial (aktif di kegiatan sosial).
Nah, semua ini perlu kita tetapkan dari sekarang, agar bisa dipersiapkan dengan lebih matang. Jangan jadikan uang sebagai tujuan utama. Jika kita mengejar uang, mungkin uang akan kita dapat. Namun, jika kita mengejar kepuasan batin dan kebahagiaan karena bisa menambah nilai bagi kualitas hidup orang lain, kita akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan tersebut, disertai bonus-bonus lainnya, termasuk uang.
Tinjau Kondisi Saat Ini
Setelah tujuan kegiatan ditetapkan, tentunya kita harus melihat kondisi kita saat ini. Seberapa siapkah kita mencapai tujuan tersebut? Apa yang harus kita persiapkan (keterampilan, pengetahuan, tempat, dukungan orang-orang tertentu, keuangan, sistem operasional, target audience, dan pasar) agar saat pensiun tiba kita sudah siap?
Adakah yang sudah bisa kita mulai sedikit demi sedikit dari sekarang? Hasil analisis kita terhadap kondisi saat ini kita bandingkan dengan kondisi yang ingin kita raih ketika memasuki masa pensiun. Kesenjangan yang ada perlu kita kelola agar transisi ke masa pensiun menjadi lebih lancar dan lebih mudah.
Strategi
Selanjutnya, kita bisa menyusun strategi untuk mengelola kesenjangan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi saat ini. Strategi ini bisa juga kita diskusikan dengan berbagai orang di sekitar kita, atau dengan konsultan keuangan pribadi dan keluarga sehingga bisa mendapat wawasan yang lebih luas dan alternatif yang lebih kaya.
Jangan segan untuk mengunjungi klinik dan pakar keuangan pribadi dan keluarga. Jangan enggan mendiskusikan dengan keluarga dan teman dekat untuk mendengarkan masukan mereka. Kita juga bisa membaca berbagai buku dan referensi tentang kegiatan di masa pensiun.
Yang terakhir, yang perlu kita ingat adalah setiap orang pasti akan memasuki masa pensiun. Jangan panik dan jangan takut. Masa pensiun adalah masa anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita nikmati. Jadi, nikmatilah masa-masa indah ini, dan tetaplah berkarya untuk memberi nilai bagi orang-orang di lingkungan kita dengan nasihat, berbagi pengalaman berharga, dan keterampilan kita pada generasi yang lebih muda. Selamat dan sukses untuk kita semua.